Sebuah bacaan ringan penuh hikmah saya temukan di sebuah situs. Dengan berbagai proses penyuntingan, saya sajikan kepada Anda semua. Selamat menikmati.
* * *
Di suatu negeri, sebuah toko baru dibuka. Animo masyarakat sangat tinggi terhadap kehadiran toko tersebut, terutama para pria. Bagaimana tidak, toko tersebut hanya menjual wanita yang siap nikah untuk dijadikan seorang isteri.
Toko tersebut terdiri dari 6 lantai, di mana setiap lantainya dijual calon isteri dengan kriteria tertentu.. Semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula kriteria dan nilai calon isteri tersebut. Pembeli bebas memilih calon istri di lantai tertentu atau lebih memilih ke lantai berikutnya. Tapi dengan syarat, dia tidak bisa turun lagi ke lantai sebelumnya kecuali untuk keluar toko. Dan di depan pintu utama toko, jelas sekali terpampang aturan: KESEMPATAN BERKUNJUNG HANYA SEKALI.
Ya, kesempatan berkunjung memang hanya sekali. Untuk menegakkan aturan tersebut, pihak toko telah menyiapkan tingkat keamanan berlapis. Setiap pengunjung yang masuk wajib menyerahkan fotokopi KTP, diambil foto wajah berbagai sisi, scan sidik jari, hingga scan retina mata. Dengan tingkat keamanan seperti itu, maka mustahil seorang pengunjung bisa mengunjungi toko itu lebih dari sekali.
Seiring waktu, toko tersebut semakin ramai. Tidak hanya jejaka dan duda, para pria beristri pun rela antri untuk mendapatkan calon istri yang katanya high quality tersebut. Namun anehnya, walaupun ribuan orang telah mengunjungi toko tersebut, stok calon istri sepertinya tidak habis-habis. Hal ini menimbulkan rasa penasaran pada si Fulan, seorang jejaka kaya di negeri tersebut.
Suatu hari, si Fulan mencoba untuk membeli calon istri di toko tersebut. Setelah melewati prosedur pengamanan pengunjung, masuklah dia ke toko tersebut. Dengan mantap dia memulai tour-nya mencari sang calon istri yang ditawarkan toko tak lazim tersebut.
Dimulai dari lantai 1. Di depan pintu masuk etalase lantai 1, terdapat banner besar bertuliskan: "Wanita di lantai ini ta'at pada Allah dan pandai memasak". Hmmm, gumam si Fulan seraya tersenyum. Dilanjutkannya langkahnya ke lantai selanjutnya.
Di lantai 2, si Fulan disambut tulisan begini: "Wanita di lantai ini ta'at pada Allah, pandai memasak,dan lemah lembut". Kembali Fulan tersenyum dan melangkahkan kakinya ke lantai selanjutnya.
Di depan pintu lantai 3, Fulan kembali membaca sebuah banner bertuliskan: "Wanita dilantai ini ta'at pada Allah, pandai memasak, lemah lembut, dan cantik banget". "Wow!", senyum si Fulan semakin mengembang. Pikirannya semakin penasaran dan dia terus melangkah naik.
Sesampainya di lantai 4, lagi-lagi si Fulan dihadapkan pada kriteria yang tertulis di banner di depan pintu etalase. Kali ini bertuliskan: "Wanita di lantai ini ta'at pada Allah, pandai memasak, lemah lembut, cantik banget, dan sayang anak". Perasaan si Fulan tersebut semakin bergetar, dia semakin penasaran. Dengan mantap ditinggalkannya lantai 4 menuju lantai 5. “Pasti di lantai 5 bertambah lagi kriterianya”, batinnya.
Benar dugaannya, di lantai 5 dia kembali disambut sebuah kriteria: "Wanita di lantai ini ta'at pada Allah, pandai memasak, lemah lembut, cantik banget, sayang anak, dan seksi". Sebenarnya sampai sini si Fulan sudah tergoda untuk berhenti. Tapi kemudian dia mengabaikan keinginannya. Dia melangkah kembali ke lantai berikutnya. “Tambah satu kriteria lagi, ah...”, harapnya.
Dengan penuh penasaran dan jantung berdegup keras, si Fulan menapaki satu per satu anak tangga ke lantai 6. Sesampainya di lantai 6, si Fulan heran, karena apa yang dilihatnya jauh dari apa yang ditemuinya di lantai-lantai sebelumnya. Di depannya hanya terhampar ruangan kosong dengan sebuah electronic counter dengan sebuah tulisan: "SELAMAT... Anda adalah pengunjung lantai 6 yang ke-137.876 dari 137.880 pengunjung. Tidak ada wanita di lantai ini, karena semua harapan para pria telah kami sediakan di lantai-lantai sebelumnya. Jika Anda sampai pada lantai ini, artinya Anda adalah pria yang tidak pernah puas dengan apa yang telah tersedia bagi Anda. Terima kasih telah berbelanja di TOKO CALON ISTERI. Hati-hati dalam perjalanan pulang.”
Dengan langkah gontai, si Fulan akhirnya memasuki sebuah pintu berwarna biru bertuliskan EXIT. Sejenak, ia membaca sebuah pesan tertempel di atas pintu: “Syukurilah apa yang telah ada di depanmu”.
* * *
Nah, pembaca yang budiman... Hal yang dialami si Fulan tadi sebenarnya sering menimpa kita. Tidak hanya para pria, wanita pun juga. Kita sering berharap terlalu tinggi dan kadang lupa mensyukuri nikmat yang telah ada. Karena itu, marilah kita selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah kepada kita, walaupun baru di kriteria lantai 1...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar