Rabu, 17 Agustus 2011

Resensi Buku: Sebuah Serpihan Tugas Kuliah


RESENSI BUKU

Judul Buku   : Dasar-Dasar Sains, 
                            Menciptakan Masyarakat Sadar Sains
Penulis          : Dra. Surjani Wonorahardjo, Ph.D.
Penerbit       : PT. Indeks
Tahun             : Cetakan I, 2010
Tebal              : ix + 222 halaman
ISBN                : 979-062-203-1




Kemajuan bangsa memiliki hubungan yang positif dengan kemajuan Sains bangsa bersangkutan. Semakin maju Sains, semakin maju pula bangsa bersangkutan. Buku ini mendorong masyarakat, khususnya orang muda, agar mereka sadar akan pentingnya menguasai Sains”. Sebuah provokasi cerdas penulis bagi pembaca untuk tertarik terhadap Sains yang dapat kita baca pada sinopsis di sampul belakang buku ini menjadi awal ketertarikan pembaca terhadap buku ini.
Sains memang suatu kajian yang menarik untuk dipelajari. Di dalamnya terdapat berbagai jawaban atas misteri kehidupan dan alam sekitar kita. Namun pernahkah kita berpikir, betapa ‘ruwet’nya pembantukan Sains tersebut? Dan betapa hebatnya Sains hingga dapat mempengaruhi kemajuan suatu bangsa? Dalam buku Dasar-Dasar Sains, Menciptakan Masyarakat Sadar Sains ini pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab.
Buku karya Dra. Surjani Wonorahardjo, Ph.D ini berusaha membangun sebuah cerita tentang bagaimana Sains itu ada hingga prediksi perkembangannya di masa yang akan datang. Semuanya itu dibagi dalam 9 bab yang saling berhubungan, yaitu: (1) Pendahuluan; (2) Pengetahuan dari Waktu ke Waktu; (3) Sumber-sumber Pengetahuan Alam; (4) Metode Ilmiah; (5) Perkembangan Sains; (6) Kebenaran Ilmiah; (7) Hukum dan Teori Ilmiah; (8) Sains di Masa Mendatang; dan (9) Sains di Masyarakat dan Etika Keilmuan.
Proses membangun pikiran pembaca diawali dari bagaimana Sains mulai dipelajari oleh manusia. Jelas sekali dijabarkan dalam bab 1 buku ini bagaimana manusia mengenal obyek pengetahuan, yaitu segala sesuatu yang diketahui, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Berangkat dari titik ini, penulis kemudian membahas tentang pengetahuan dan sumber pengetahuan, ilmu pengetahuan dan metode ilmiah, hingga mengerucut menjadi Sains. Membaca bab ini, pembaca diingatkan akan betapa pentingnya Sains terkait fungsi Sains itu sendiri. Misalnya ketika membahas fungsi Sains sebagai sarana untuk menguasai alam dan mengendalikannya demi kepentingan manusia, pembaca akan diingatkan kembali tentang bagaimana penemuan listrik oleh Thomas Alfa Edison dapat mendatangkan manfaat bagi manusia.
Setelah berbicara tentang esensi Sains, pikiran pembaca sejenak akan diajak untuk memperhatikan bagaiman perkembangan Sains dari waktu ke waktu. Dalam paparannya, penulis membagi pengetahuan menjadi empat level, yaitu know that, know how, know about, dan know why. Keempat tingkat pengetahun ini akhirnya akan melahirkan beberapa aliran dalam mempelajari Sains: Skeptisme, Subjektivisme, dan Relativisme yang ketiganya memiliki peran sendiri-sendiri dalam membangun sejarah Sains. Dalam bab 2 buku ini hal-hal tersebut diulas dan diakhiri dengan gambaran pentahapan sejarah perkembangan Sains (hal. 33-43).
Sumber-sumber pengetahuan dan metode ilmiah menjadi pembahasan selanjutnya pada bab 3 dan 4. Pada materi ini, pembaca akan disuguhi beberapa sumber pengetahuan hingga bagaimana membangun logika kita serta metode-metode yang digunakan dalam Sains. Beberapa metode seperti metode abduksi, metode deduksi, metode induksi, hingga metode statistik yang dijabarkan dalam bab ini akan memperkaya khazanah pengetahuan kita tentang metode yang digunakan dalam Sains. Di akhir bab 4, penulis juga menambahkan adanya dua aliran dalam sejarah ilmu pengetahuan: Rasionalisme yang mengutamakan akal budi (rasio) dalam mencapai pengetahuan sejati, dan Empirisme yang menjadikan pengalaman sebagai dasar dan sumber pengetahuan manusia.
Sains selalu berkembang. Itulah yang ingin disampaikan penulis mulai bab 5 hingga akhir bukunya. Dimulai dari adanya beberapa pendapat menonjol dari para ilmuwan yang mengamati perkembangan Sains dari zaman ke zaman yang dijabarkan pada halaman 109-133. Lingkaran Wina, Popper, Kuhn, Lakatos, Feyerabend, dan Bachelard merupakan ilmuwan-ilmuwan yang pendapatnya dibahas oleh penulis. Jika kita baca dengan seksama, maka terlihat sekali adanya perbedaan dan perkembangan dalam Sains dari masa ke masa. Ditambah pula dengan penjelasan-penjelasan selanjutnya tentang kebenaran ilmiah, hukum dan teori ilmiah, hingga tren Sains yang mungkin akan terjadi di masa mendatang.
Akhirnya, pada bab terakhir dari buku ini, penulis menjabarkan tentang bagaimana peranan Sains dalam kehidupan bermasyarakat. Inti dari penjelasan bab ini menjadi dasar kalimat yang tercantum di sampul belakang buku ini, bahwa semakin maju Sains, semakin maju pula bangsa bersangkutan.
Sangat menarik pembahasan materi di tiap babnya, mengingat penulis berlatar belakang sebagai seorang dosen kimia. Namun demikian, ada catatan yang harus dipahami oleh pembaca, bahwa dalam membaca buku ini harus secara utuh, karena setiap babnya saling berhubungan. Selain itu, dituntut kesabaran pembaca dalam memahami isi buku ini karena bahasa yang digunakan penulis mayoritas beraroma Sains sehingga terkadang membutuhkan lebih dari sekali baca untuk mencerna maksud kalimatnya.
Kesimpulan yang dapat pembaca dapatkan dari buku setebal 222 halaman ini adalah pentingnya Sains sebagai pembangun jalan pikiran kita dalam hidup bermasyarakat, karena dengan belajar Sains, maka seseorang akan terbiasa menggunakan pola pikir yang rasional, ilmiah, dan bertanggung jawab. Jadi, mari mulai memahami Sains, demi kemajuan bangsa kita.


Malang, 17 Agustus 2011

Tidak ada komentar: